Advertisement

Selasa, 06 November 2018

Ruangan TPQ Al Mabrur











Jumat, 25 Oktober 2013

DAWUH-DAWUH BAPAK KH. DACHLAN SALIM ZARKASYI

DAWUH-DAWUH BAPAK KH. DACHLAN SALIM ZARKASYI



I.     NAWAITU DAN VISI MISI QIRAATI
  • Qiraati bukan hasil fikiran manusia, Qiraati bukan karangan saya, Qiraati adalah inayah dan hidayah MINALLAH.
    Saya duduk, saya kelihatan tulisan. Jadi kalau ditanya, “mengapa pelajaran ikhfa di jilid 4,  sedangkan idhar di jilid 6,?” jawabannya, “Tidak tahu, saya tidak ikut ngarang.”
  • Saya tidak jual buku, saya ingin anak-anak nanti ngajinya benar. Kalau saya jual buku, buat apa repot repot membentuk Kooordinator, titipkan saja ke toko-toko buku, selesai.
  • Saya tidak pingin yang pakai Qiraati banyak. Saya pingin anak yang ngaji pakai Qiraati, ngajinya benar.
  • Qiraati tidak disebar-sebarkan, saya tidak pernah menyebarkan Qiraati. Qiraati menyebar minallah.

II.  METODOLOGI
  • Kegagalan mengajar tempo dulu sebabnya ialah : Terlalu Toleransi pada anak-anak. Pelajaran belum bisa anaknya minta tambah, ditambah, satu halaman dua halaman belum masalah. Setelah halaman 15 pelajaran tidak bisa diteruskan dan disuruh kembali ke halaman pertama tidak mau. Akhirnya karena merasa tidak berhasil ngajinya pindah.
  • Insya Allah setelah TK Al-Qur’an berdiri. Dua tahun sudah khotaman, di sini (semarang) santri 90 setelah 2 tahun Khotam 20 santri (+ 20 %)
  • Tidak ada murid bodoh, kalau ada yang bodoh paling dalam 100 ada satu atau dua murid saja.  Kalau ada guru yang mengatakan “ Murid saya bodoh-bodoh” apa bukan guru”Gurunya?” Tanya beliau. Dan kalau ada anak yang bodoh seperti itu maka cara yang tepat ialah gurunya SOWAN ke rumah orang tuanya agar orang tuanya sabar.
  • Qiraati tidak kemana-mana tetapi ada di mana-mana. Siapa yang lulus tashih boleh mengajarkan Qiraati. (Yang belum lulus tashih walaupun teman atau saudara tidak boleh mengajar Qiraati)
III.  UJIAN SANTRI, KHATAMAN, DAN IMTIHAN
  • Khatam Qiraati jilid 6 adalah khatam Tingkat Persiapan, insya Allah sudah bisa baca Al Quran dengan tartil (belum khatam).
  • Kalau dulu santri ngaji sampai  با لناس  dikhatami, sekarang di TK Al Quran sampai dengan با لناس  baca Al Qurannya diulangi  الم lagi, belum dikhatami sampai gharib dan ilmu tajwid khatam.
  • Khatam TK Al Quran, khatam Al Qurannya bisa 2 kali, 3 kali, atau sampai 5 kali.
  • Khataman ini adalah khataman untuk pendidikan, dan ini lebih cocok (karena model tadarus ini lebih efektif dibandingkan dengan model tallqi).
  • Saya diundang khataman di Kudus, bacaan gharibnya bagus tapi baca al Qurannya tidak tartil.
  • Baca ان طهرا gharibnya benar, tapi an tha “salah” tidak dengung. Saya sampaikan kepada Kepala TK Al Qurannya bahwa, “anak-anak belum boleh dikhatami, masih jilid 3.”
  • Khataman jangan diganti dengan wisuda
  • Khataman tidak harus meriah (mewah), pernah di sini (Semarang), khataman cukup dengan mengeluarkan minuman teh dan kantong plastik, sedangkan isinya dari (sumbangan) wali murid.
  • Kalau akan mengadakan khataman, wali murid yang dikhtami diajak rapat, mau khataman di gedung atau di sini (TPQ), terserah wali murid.
IV. KRITIK DAN SARAN KH. DAHLAN SALIM ZARKASYI
  • Saya tidak pernah dengar guru Al Quran mengatakan, “al hamdulillah saya telah dijadikan Allah sebagai guru Al Quran, padahal,

خيركم من تعلم القرأن و علمه Berapa itu ? (nilai pahala) خيركم

  • Yang sering saya dengarkan guru mengeluhkan santrinya dan pengurusnya,  (orang bersyukur tidak suka mengeluh).
  • Guru Al Quran harus sering tadarus Al Qur’an.
  • Guru Al Quran harus ikhlas.
  • Saya kira tidak ada guru Al-Quran yang ingin cari sesuatu (nafkah dalam mengajar Al Quran).
  • Kalau ada orang memberi sesuatu pada kita, maka cepat-cepat doakan semoga rizkinya barokah.
  • Guru Al Quran supaya hati-hati dalam mengajarkan Al Quran.

MEMAHAMI QIRAATI

MEMAHAMI QIRAATI*
Sejarah Singkat Qiraati
Tahun 1963 Qiraati mulai disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi di Semarang.
Sejarah penemuan dan penyusunan metode Qiraati membutuhkan perjalanan masa yang cukup lama dengan usaha, penelitian, pengamatan dan uji coba selama bertahun-tahun. Dengan penuh  ketekunan dan kesabaran Bapak H. Dachlan Salim Zarkasyi  selalu mengadakan pengamatan dan penelitian pada majelis pengajaran Al Qur’an di musholla-musholla, di masjid-masjid ataupun pada majelis tadarus Al Qur’an. Dari hasil pengamatan dan penelitian ini beliau mendapatkan masukan-masukan dalam  penyusunan metode Qiraati, dimana hal-hal yang dirasa perlu dan penting untuk diketahui dan dipelajari anak-anak beliau tulis, beserta contoh-contohnya yang kemudian diuji cobakan kepada anak didiknya. Sehingga dengan demikian penyusunan Metode Qiraati ini bukan berupa satu paket buku sekali jadi hasil “otak-atik akal”, melainkan dari hasil pengamatan, penelitian dan percobaan, sehingga Metode Qiraati ini mempunyi gerak yang dinamis sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan.
Berkaitan dengan Metode Qiraati yang di susun oleh KH. Salim Zarkasyi beliau menyampaikan dua wasiat sewaktu beliau di rumah sakit salah satunya adalah Qiraati tidak boleh di nyok-nyokke (di sodor-sodorkan), Qiraati dipakai oleh mereka yang mau mengikuti aturan main yang dibuat oleh beliau. Aturan main tersebut adalah:
  1. Buku Qiraati
    1. Tujuan Buku Qiraati adalah
a.      Menjaga dan memelihara kehormatan dan/ atau kesucian Al Qur’an dari segi bacaannya yang benar (tartil) sesuai dengan kaidah tajwid
b.      Menyebarluaskan ilmu baca Al Qur’an yang benar dengan cara yang benar.” Jika hanya menjual buku, buat apa saya”(Ustadz Dachlan SZ) susah-susah membentuk coordinator, sebarkan saja ke toko-toko buku, selesai”.
c.      Mengingatkan kepada para guru ngaji (guru Al Qur’an) agar berhati-hati dan tidak gegabah (sembarangan ) dalam mengajarkan ilmu baca Al Qur’an, karena Al Qur’an adalah Kalaamullah
d.      Meningkatkan mutu (kwalitas) pendidikan atau pengajaran Al Qur’an
  1. Target:
Target yang diharapkan dengan Qiraati adalah santri atau murid akan mampu membaca Al Qur’an dengan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dalam batas waktu tertentu kurang lebih 2 tahun. Adapun target ini dapat diperjelas dengan:
1)     Dapat membaca Al Qur’an dengan lancar dan tartil yang meliputi:
a)     Makhraj sebaik mungkin
b)     Mampu membaca Al Qur’an dengan bacaan yang bertajwid
c)      Mengenal bacaan ghorib dan bacaan yang musykilat
d)     Hafal (faham) ilmu tajwid praktis
2)     Mengerti sholat, bacaan dan praktiknya
3)     Hafal surat-surat pendek minimal Q.S. Adl Dluha s.d Q.S An Naas
4)     Mampu menulis arab dengan baik dan benar
  1. GURU
Syarat menjadi guru:
1.      Lulus Tashih dan Mengikuti Metodologi
2.      Guru harus Tadarus dengan cara menghadiri MMQ baik tingkat cabang ataupun lembaga
C.    LEMBAGA
Lembaga yang ingin maju harus memiliki sarana pendidikan yang terbagi menjadi tiga:
1.      Perangkat keras, yang meliputi:
a.      Gedung atau kelas
b.      Almari kecil
c.      Papan Tulis
d.      Alat Peraga
e.      Buku Pegangan
2.      Perangkat Lunak, meliputi:
a.      Materi
Qiraati tidak pernah mengatakan yang terbaik tapi qiraati menjanjikan hasil yang terbaik, karena Qiraati memiliki berbagai macam ketentuan, larangan dan pengawasan.
b.      Aturan atau ketentuan yang dibuat oleh lembaga dan ditaati bersama
c.      Administrasi yang rapi
3.      SDM, meliputi:
a.      Pengurus
b.      Kepala Sekolah/ Penanggung Jawab
Kepala Sekolah adalah ujung tombak lembaga dan sangat berperan terhadap maju mundurnya lembaga, oleh karena itu diharapkan kepala sekolah punya kompetensi ilmu yang berkaitan dengan Al Qur’an, dan lebih baik lagi jika hafal Al Qur’an.
Tugas Kepala sekolah:
1)     Memperhatikan proses belajar mengajar dan segera membenahi jika terdapat masalah, idealnya kepala sekolah tidak mengajar
2)     Mengatur dan menugaskan guru untuk mengajar sesuai dengan kemampuan terbaik yang dimiliki guru
3)     Berkewajiban menegur dengan sopan terhadap guru yang perlu mendapat pengarahan dan nasihat
4)     Memimpin forum pertemuan yang diawali dengan tadarus minimal dua kali dalam sebulan
5)     Menguji santri yang naik jilid
c.      Guru
K.H Salim Zarkasyi sering mengatakan bila santri gagal membaca dengan baik yang perlu dipertanyakan gurunya bukan muridnya. Adapun tugas guru adalah:
1.      Melaksanakan apa yang sudah diamanahkan kepadanya yaitu mengajar seoptimal mungkin dengan harapan siswa dapat lulus tes oleh kepala sekolah/ PJ ketika naik jilid.
2.      Mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dikelasnya.
3.      Memberikan semangat atau motivasi kepada santri untuk lebih maju dalam segala hal terutama dalam belajar Al Qur’an.
4.      Mengantarkan siswa untuk diuji oleh kepala sekolah dan menungguinya hingga selesai
d.      Tata Usaha
Tenaga Administrasi ini bertugas:
1.      Mengurusi surat-surat baik yang masuk maupun yang keluar
2.      Mengurusi dana (biasanya dari SPP)
3.      Melaporkan ke kepala sekolah tentang penunggakan SPP dari beberapa siswa/santri (syarat pentashihan lunas SPP)
4.      Memberikan laporan berkala (tertulis) ke pengurus
D.    AMANAH
1.      Amanah Qiraati
Bapak H. Dachlan Salim Zarkasyi berkata:
a.      Jangan wariskan Al Qur’an yang salah, karena yang benar itu mudah
b.      Tidak semua orang boleh mengajar Qiraati, tetapi semua orang boleh diajari Qiraati
c.      Dalam 100 siswa/ santri 1 yang bodoh, jika ada lebih dari 1 yang bodoh maka yang perlu dipertanyakan adalah gurunya
2.      Amanah lembaga
a.      Harus ada minimal satu orang guru yang bersyahadah
b.      Wajib mengadakan pembinaan guru-guru yang belum bersyahadah
c.      Apabila dalam sebuah lembaga hanya terdapat satu orang guru yang bersyahadah maka ujian kenaikan jilid menginduk ke lembaga yang ditunjuk Korcab
d.      Ikhlash menjalankan amanah Qiraati
E.     KHOTAMAN
Khotaman dalam mengaji Al Qur’an bisa disamakan dengan salam dalam sholat artinya santri telah tuntas dalam menyelesaikan materi pelajaran yang telah ditetapkan dengan sempurna.
Teknis Khotaman adalah sebagai berikut:
1.      Santri membaca secara bersama-sama Q. S At Takatsur s.d Q.S An Nas dilanjutkan dengan Q.S Al Fatihah, Q.S al Baqoroh ayat 1-5, Q.S Al Baqoroh 163, Q.S Al Baqoroh 255, Q.S Al Baqoroh 284-286
2.      Doa Khotaman
Doa khotaman dibaca oleh anak yang khotaman
3.      Beberapa sambutan
4.      Imtihan (Santri diberi beberapa pertanyaan)
Imtihan dimulai dari pelajaran Ghorib dengan menggunakan alat peraga khotaman. Siswa yang khotam dites secara acak dengan peraga tersebut kemudian dilanjutkan dengan imtihan tajwid dalam bentuk tanya jawab. Setelah itu tamu undangan dimohon menguji santri tanpa rekayasa.
5.       Proses khotaman ditutup dengan Do’a oleh sesepuh/tokoh masyarakat
6.      Acara tambahan misalnya kesenian diberikan satu hari sebelum atau sesudah khotaman
TASHIH GURU PENGAJAR AL QUR’AN “METODE QIRAATI”
  1. LATAR BELAKANG
Tashih dari segi bahasa berasal dari kata- يصحح  -  صحح – تصحيحا   صحح- yang berarti membetulkan, memperbaiki. Sedangkan yang dimaksud adalah Guru ngaji yang menggunakan Metode Qiraati sudah diuji ketartilan bacaan Al Qur’annya dan dinyatakan Lulus oleh penanggung jawab Al Qur’an Metode Qiraati (Pentashih). Lulus Tashih adalah salah satu syarat guru ngaji yang menggunakan Metode Qiraati.
  1. MENGAPA HARUS TASHIH?
Tashih Guru Al Qur’an dengan “Metode Qiraati” adalah salah satu syarat dalam mengajarkan Ilmu Baca Al Qur’an, agar dapat diketahui kualitas mereka dalam masalah bacaan Al Qur’an. Sehingga diharapkan dapat mencegah dan menghindari atau paling tidak dapat mengurangi kesalahan yang fatal dalam mengajarkan Ilmu Baca Al Qur’an, khususnya dengan menggunakan “Metode Qiraati”
Ada beberapa faktor yang berpengaruh di dalam proses Kegiatan Belajar dan Mengajarkan Ilmu Baca Al Qur’an, yakni:
ü      Guru Pengajar
ü      Metodologi Pengajaran
ü      Murid yang belajar
ü      Manajemen (Pengelolaan Sistem) dan Kurikulum
ü      Lingkungan belajar dan Sarana Prasarana
Dari kelima faktor diatas, faktor guru adalah paling berpengaruh karena guru adalah ujung tombak dalam hal keberhasilan murid untuk dapat membaca dengan baik dan benar, sehingga seseorang guru haruslah diuji terlebih dahulu validitas akan bacaan Al Qur’annya.
  1. TUJUAN TASHIH
1.      Untuk menentukan kelayakan seorang guru pengajar Al-Quran dengan metode Qiraati
2.      Meningkatkan kwalitas pendidikan Al-Qur’an
  1. SYARAT TASHIH
1.      Peserta lulus Pra Tashih
  1. MATERI TASHIH
1.      Membaca Al-Qur’an
2.      Ghorib dan Fawatihussuwar
3.      Tajwid
4.      Simak
METODOLOGI
Metodologi yang dimaksud adalah metodologi pengajaran buku Qiraati yakni bagaimana tehnik mengajarkan buku Qiraati. Salah satu kunci   keberhasilan KBM Qiraati adalah guru menguasai metodologi pengajaran.
  1. Macam-macam Metodologi yang diterapkan dalam pembelajaran buku Qiraati:
a)     Individual/sorogan dikenalkan tahun 1963-1986
b)     Klasikal Individual dikenalkan tahun 1986-1990
c)      Klasikal Baca Simak dikenalkan tahun 1990-1999
d)     Klasikal Baca Simak Murni dikenalkan tahun 1999-2001
e)     2001- sekarang kembali ke klasikal individual.
  1. Jenis-jenis Pembinaan Metodologi Qiraati:
a)     Metodologi Dasar, untuk calon ustadz/h yang baru/sudah lulus Tashih
b)     Metodologi Penyegaran, untuk Ustadz/h karena mereka lama tidak ada penyegaran supaya tidak jenuh dalam pembelajaran.
c)      Metodologi Emergency (MGD), untuk ustadz/h yang bermasasalah dalam Pembelajaran.
d)     Metodologi Insidental, untuk lembaga yang bermasalah
  1. Waktu Pelaksanaan Metodologi
·        Waktu pelaksanaan metodologi dasar minimal 2 hari (17 jam efektif)
·        Waktu pelaksaaa metodologi maksimal 6 bulan sekali (selama 1 hari) oleh PJ Metodologi
·        Untuk pelaksanaan metodologi Emergency (MGD) dan Insidental disesuaikan dengan kebutuhan
  1. Prosedur Pelaksanaan Metodologi mengacu pada hasil Silanas V di Pati, yakni:
·        Peserta Metodologi Dasar adalah calon guru Qiraati yang baru/sudah lulus tashih yang dibuktikan dengan menyerahkan rekomendasi bukti lulus dari Pentashih, jumlah maximal 40 orang
·        Pendaftaran peserta metodologi dasar pada sekretaris cabang
·        Materi metodologi dasar meliputi:
a)     Tadarus Al Qur’an yang dipandu oleh PJ Tashih secara individu
b)     Sejarah Qiraati, Biografi,memahami Qiraati, Amanat KH Dachlan S.Z, Visi dan Misi Qiraati dan target yang harus dicapai perjilid disampaikan oleh PJ Buku
c)      Administrasi lembaga dan kelas disampaikan oleh sekretaris lembaga
d)     Penyampaian macam-macam metodologi, bedah buku per jilid, simulasi penerapan metodologi dan tes tertulis dipandu oleh PJ Metodologi
e)     PPL
  1. Penerapan metodologi klasikal Individual hanya berlaku untuk buku Qiraati 6 jilid (TK)
  2. Sedangkan metodologi Individual, Klasikal Baca Simak, dan Klasikal Baca Simak Murni diterapkan untuk buku Qiraati yang 4 jilid (SD), 3 Jilid (SMP/SMA) dan 2 Jilid (Mahasiswa) serta lembaga yang tidak memiliki jumlah ustadz maupun murid dalam rasio yang ideal
  3. Pertemuan metodologi rayon setiap 3 bulan sekali
ADMINISTRASI LEMBAGA QIRAATI
1.      Kantor/ Kepala
a.      Arsip SK Amanah Kepala Lembaga
b.      Foto copy  Syahadah Guru
c.      Daftar Hadir Guru
d.      Daftar Hadir MMQ Lembaga
e.      Buku/papan Struktur Kepengurusan lembaga
f.        Buku/papan Data Guru
g.      Formulir pendaftaran santri baru
h.      Buku Pendaftaran santri baru
i.        Buku Induk Santri
j.         Buku/papan data santri naik jilid (harian)
k.      Buku Rekap santri naik jilid (bulanan)
l.         Buku/Papan rekapitulasi jumlah santri (bulanan)
m.    Buku/Papan perubahan jumlah santri (Harian)
n.      Buku catatan Infaq/ SPP/ Syahriah santri
o.      Buku Catatan Keuangan
p.      Buku agenda Surat Masuk
q.      Buku Agenda surat Keluar
r.        Arsip Surat Masuk
s.      Arsip Surat Keluar
t.        Arsip Pedoman-pedoman
u.      Buku pembelian Qiraati di lembaga
v.       Buku pembelian Qiraati oleh santri
w.     Buku tamu
x.       Buku kasus
y.       Buku inventaris barang
z.       Data santri khotaman
2.      Kelas/ Guru
a.      Buku kehadiran santri
b.      Buku kendali prestasi santri
c.      Kartu kenaikan jilid
d.      Target materi pelajaran (ditempel)
e.      Tata tertib santri dan guru (ditempel)
f.        Buku rekap nilai per jilid
3.      Santri/ Murid
a.      Buku qiraati/ Qur’an/Ghorib/Tajwid
b.      Buku prestasi
c.      Buku Raport
d.      Kartu infaq/SPP/Syahriah
e.      Buku kontrol sholat
f.        Buku kontrol tadarus
g.      Buku belajar menulis
PH (pengurus harian)
Bidang PH mengurusi:
Ø      IMTAS
Ø      MMQ
Ø      PHBI
Ø      Festival Qiraati
Ø      RIHLAH
Program-program dari bidang PH sangat membutuhkan dukungan dari setiap lembaga, agar kegiatan bisa tepat guna, bermanfa’at dan berjalan dengan baik.
  1. IMTAS
Imtas (Imtihan Akhir Santri/ Ujian Akhir Santri) adalah kegiatan yang dilakukan oleh Korcab Metode Qiraati untuk  mengetahui keberhasilan kegiatan belajar mengajar Metode Qiraati di setiap lembaga sebagai evaluasi kegiatan KBM tersebut dalam bentuk ujian bersama.
1.      Ketentuan umum IMTAS:
  1. IMTAS diadakan 2X dalam 1 tahun (Periode Muharram dan periode Rajab)
  2. Ada surat pemberitahuan ke lembaga-lembaga
  3. Sebelum peserta diikutkan IMTAS sebaiknya di Pra IMTAS oleh Kepala Lembaga
  4. Pra IMTAS dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan IMTAS
  5. Peserta IMTAS adalah yang dinyatakan lulus oleh Lembaga
  6. Lembaga pengguna Qiraati yang telah berdiri lama sesegera mengirimkan peserta IMTASnya (minimal 2 tahun sejak ditetapkan)
  7. Lembaga pengguna Qiraati yang baru harus mengirimkan peserta IMTASnya selambat-lambatnya 3 tahun sejak berdiri
  8. Lembaga Non Formal (mis: SDIT) aturan IMTASnya mengikuti Lembaga Formal (mis: TPQ)
  9. Materi yang diujikan: materi pokok dan materi tambahan
  10. Materi pokok: Fashohah, tartil, Ghorib dan Tajwid
k.      Materi tambahan: Sholat, Surat-surat pendek, doa-doa harian, wudhu
5.      KHOTMIL QUR’AN DAN IMTIHAN
Dengan adanya Khotmil Qur’an dan Imtihan:
a.      Ada Do’a Khotaman sebagai permohonan ampun karena bacaan Al Qur’an kita banyak yang tidak benar
b.      Sebagai sosialisasi bacaan Al Qur’an yang tartil dan lembaga pengguna Qiraati kepada masyarakat
c.      Uji kelayakan kemampuan santri lembaga tertentu secara terbuka kepada masyarakat setelah diuji dan dinyatakan lulus oleh Korcab
d.      Mempererat hubungan santri, orang tua, guru dengan masyarakat
  1. MMQ
1.      Majelis Mu’alimil Qur’an (MMQ) adalah forumnya guru-guru ngaji. Dengan MMQ:
a.      Silaturrrahmi antara lembaga dengan guru lebih dekat
b.      Ketartilan bacaan Al qur’an guru terjaga dengan adanya Tadarrus
c.      Ajang pengembangan diri dibidang Al Qur’an
d.      Penggalian lebih dalam terhadap Al Qur’an
e.      Berbagi pengalaman dalam mengajar
f.        Komunikasi yang efektif dan positif antara lembaga dengan Korcab
g.      Sosialisai lembaga Qiraati dengan penduduk sekitar
h.      Tempat dan Waktu MMQ diagendakan oleh KORCAB dan disosialisasikan pada saat MMQ Cabang
i.        dll
  1. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
1.      Peringatan PHBI meliputi: Tahun baru Islam, Maulid N. Muhammad SAW
2.      Jenis kegiatan:
  1. Kirab Santri (Pawai ta’aruf)
  2. Out Bond/ KEMAIS (Kemah Islam)
  3. Lomba-lomba(Baca Tartil, CCQ,Pidato, Adzan, Busana Muslim, mewarnai)
  4. MMQ Santri (kelas Tajwid, kelas Khotmil Qur’an, kelas yang sudah khotam)
  5. Pentas seni/ panggung Gembira
3.      Dengan PHBI harapannya:
a.      Adanya silaturrahmi antara santri
b.      Kemampuan santri terasah
c.      Kreativitas santri meningkat
d.      Ada MMQ Santri
e.      Ketartilan santri terjaga
f.        Dll
  1. FESTIVAL QIRAATI
1.      Festival Qiraati merupakan ajang kompetisi bagi anak-anak yang berprestasi
2.      Festival Qiraati cabang dilaksanakan menjelang Festival Qiraati pusat yang dilaksanakan 2 tahun sekali
3.      Materi Festival Qiraati:
  1. TARTIL A (usia dibawah 6 th)
  2. TARTIL B ( Usia 6 s/d 9 th)
  3. TAHFIDZ A (Usia dibawah 7 th)
  4. TAHFIDZ B ( Usia 7 s/d 10 th)
  5. CCQ
E.     RIHLAH
Sumber rujukan:
1.      Buku memahami Qiraati tulisan Ust. Bunyamin Dachlan
2.      Materi Silawil IV di Tegal tanggal 28-30 Juni 2008
3.   http://aanfarhan.blog.com/2008/09/06/memahami-qiraati/
4. http://qiraatipati.wordpress.com/about/memahami-qiraati/

TPQ AL MABRUR TEMANGGUNG

Segala puji selalu kami tujukan kepada Allah Rabbul'alamin, karena dengan rahmatNya, TPQ Al Mabrur Temanggung telah berdiri pada hari Rabu, 18 September 2013 atau bertepatan tanggal, .......... 1434 H.
Tempat Pendidikan Al Quran (TPQ) Al Mabrur ini menggunakan Metode Qiraati. Untuk sementara pembelajaran ini berlangsung selama tiga hari yaitu; hari Jum'at, Sabtu, dan Ahad.
TPQ Al Mabrur berlokasi di Jl. Sundoro no. 17 Kertosari Temanggung yang merupakan Lembaga TPQ dibawah Yayasan Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Temanggung.

Test Footer 1

Labels